Sumber foto: TribunPontianak.com |
Tarian Tanda’ Sambas sudah ada sejak zaman penjajahan. Masyarakat sekitar tidak banyak yang tahu pasti mengenai siapa nama pencipta tarian Tanda’ Sambas. Tanda’ Sambas sudah ada lama sekali dan sudah sering dimainkan oleh orang tua zaman dahulu. Tarian Tanda’ Sambas telah turun-temurun dan merupakan tarian asli melayu Sambas (Kalimantan Barat).
Tanda’ merupakan salah satu bahasa
Melayu yang berarti menari. Dinamakan Tanda’ Sambas karena ini merupakan seni
tari yang berada di wilayah Sambas. Tarian Tandak yang merupakan tarian khas
melayu juga terdapat di sarawak, dimana lokasi Sambas dan Sarawak ini
berdekatan. Tapi tarian Tandak Sambas dan Tandak Sarawak memiliki perbedaan dan
memiliki ciri khasnya masing-masing.
Pada awalnya tarian tandak sambas
di tarikan oleh kaum pria yang minimal berjumlah 2 orang. Tapi seiring dengan
banyaknya minat dari kaum perempuan untuk menarikan tarian tandak Sambas,
sehingga sekarang tarian Tandak Sambas di dominasi oleh kaum perempuan. Tarian
Tandak Sambas akan lebih menarik jika di persembahkan oleh penari yang banyak
serta berpasangan.
Tarian Tanda’ Sambas diiringi
dengan alunan musik yang berciri khas Melayu serta memiliki lirik lagu yang
membuat penikmat terpukau dalam menyaksikannya.
Berikut
lirik lagu dari tandak sambas
Dari saing ke tangga' ammas,
Singgah dolok ke sungai pinnang
Dari saing ke tangga' ammas,
Singgah dolok ke sungai pinnang
Dare laing ussah nak cammas,
Abis bulan diantar pinnang..
Dare laing ussah nak cammas,
Abis bulan diantar pinnang..
Batang ittok batang impalam,
Batang padi darilah siam
Batang ittok batang impalam,
Batang padi darilah siam
Datang itok datang bemallam,
Datang duddi silalu diam
Datang itok datang bemalam,
Datang duddi silalu diam
REFF....
Dari....lah.... saing,
Dari lah saing ke tangga' lah ammas
Dari....lah.... saing,
Dari lah saing ke tangga' lah ammas
Diii.. silalukan..
Di silalukan ke sungai pinnang
Diii.. silalukan..
Di silalukan ke sungai pinnang
Dua' lah bedua'
Dua bedua' bujang betanda
Dua' lah bedua',
Dua bedua' bujang betanda
INTRO....
Langkah ke kere', langkah ke kannan
O dah yak kite besame lah same
Langkah ke kere', langkah ke kanan
O dah yak kite besame lah same
Tandak lah sambas, sunggoh gembire
Hiborkan ati gundah gulane
Tandak lah sambas, sunggoh gembire
Hiborkan ati gundah gulane
REFF....
Dua' lah bedua',
dua bedua' bujang betanda
Dua' lah bedua',
dua bedua' bujang betanda
Langkah ke kere', langkah ke kannan
O dah yak kitte besame lah same
Langkah ke kere', langkah ke kanan
O dah yak kitte besame lah same
Tandak lah sambas, sunggoh gembire
Hiborkan ati gundah gulane
Tandak lah sambas, sunggoh gembire
Hiborkan ati gundah gulane
Tandak lah sambas, sunggoh gembire
Hiborkan ati gundah gulane
Tandak lah sambas, sunggoh gembire
Hiborkan ati gundah gulane
Dua' lah bedua',
Dua bedua' bujang betanda
Dua' lah bedua'
Dua bedua' bujang betanda.
Sejak masa pertumbuhannya, Tanda’ Sambas belum memiliki gerakan khusus dan
baku. Ia ditarikan secara spontan sehingga tidak memiliki nama dan makna
khusus. Lama waktu (durasi) tarian tampil tergantung pada minat penonton.
Bahkan pada saat tarian berlangsung, penonton yang berminat menari dapat
langsung ikut memasuki arena tari dan menari bersama.
Tahun 1974, telah dibuat sebuah keseragaman dalam ragam tari Tanda’ Sambas.
Namun gaya dalam tari Tanda’ Sambas masih tergantung kreativitas penari. Ragam
ini diciptakan sendiri oleh Ibu Aklima A. Ma. Pd untuk mempermudah pembelajaran
Tanda’ Sambas.
Sesuai dengan zamannya, penggunaan busana yang sederhana menjadi salah satu
ciri tarian Tanda’ Sambas. Penari hanya menggunakan stelan baju Teluk Belanga
dan kain pelekat serta dilengkapi kopiah/songkok tanpa aksesoris tambahan.
Demikian juga tata rias tidak digunakan.
Seiring berkembangnya minat perempuan terhadap Tanda’ Sambas, busana tari
pun turut berkembang. Penari perempuan menggunakan baju Melayu (baju kurung)
dan dilengkapi kain Bannang Ammas sebagai bawahannya. Selain itu, tata rias
juga mulai digunakan dengan berbagai penambahan aksesoris sebagai pelengkap
penampilan.
Daftar
Pustaka
Ikram, A. Muin. 2008. Tanda’
Sambas: Tari Pergaulan Kalimantan Barat. Kalimantan Barat: Yayasan Penulis
Enam-Enam.Asmirizani, “Tarian Tanda’ Sambas Wajib Dilestarikan Oleh Pemuda”,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar